Senin, 05 Januari 2015

MASALAH PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT

Filsafat secara Umum

Filsafat berasal dari Bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti
teman atau cinta, dan Sophia shopos berarti kebijaksanaan, pengeatahuan, serta hikmah. Dengan
demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana. Immanuel Kant (1724-1804)
mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan. Menurut kant, ada empat yang dikaji dalam filsafat yaitu: apa yang dapat manusia
ketahui? (metafisika), apa yang seharusnya diketahui manusia? (etika), sampai dimana harapan
manusia itu? (agama) dan apakah manusia itu? (antropologi).

Ciri berfikir filsafat adalah radikal (sampai ke akar masalah), sistematik, rasional, mencari
asas, universal, dan spekulatif. Metode yang digunakan dalam berfilsafat, yaitu intensif (mencari
pengetahuan sampai sedalam-dalamnya) dan ekstensif (mencari pengetahuan sampai seluasluasnya)
untuk menemukan makna dari suatu objek kajian filsafat. Sedangkan objek dalam filsafat
adalah hal yang ada dan mungkin ada.

Dalam filsafat terdapat tiga pilar utama yang menjadi unsur dasar kajiannya, yaitu:

1. Ontologi (hakekat), yaitu merupakan bagian kajian filsafat tentang hakekat sesuatu yang
bersifat konkret/ada.
2. Epistemologi (metode), yaitu merupakan bagian kajian filsafat tentang pengetahuan
sistematis yang membahas tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula
pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran
pengetahuan (ilmiah).
3. Aksiologi (untuk apa), yaitu merupakan bagian kajian filsafat tentang nilai etik dan estetika
suatu pengetahuan dimana hal ini tidak dapat dipisahkan dari tujuannya.

Unsur dasar pada kajian filsafat di atas merupakan kata kunci untuk melihat sesuatu secara filsafat. Hal tersebut dapat dijadikan acuan untuk menemukan pengetahuan yang mendalam dan luas terhadap suatu objek filsafat.

Filsafat Pendidikan Matematika

Pendidikan matematika merupakan salah satu hal yang bisa dikaji secara filsafat. Melalui filsafat pendidikan matematika kita dapat mengetahui tentang pembelajaran matematika secara intensif dan ekstensif. Hal-hal yang menjadi topic utama dalam filsafat pendidikan matematika adalah ideologi, dasar, dan tujuan pendidikan matematika yang meliputi hakekat dari setiap aspek pendidikan matematika.

Paul Ernest (1994) dalam bukunya tentang filsafat pendidikan matematika melihat beberapa pertanyaan yang menjadi perhatian dalam filsafat pendidikan matematika yang secara umum dituliskan oleh Marsigit (2009) sebagai tujuan filsafat pendidikan matematika. Tujuan itu adalah untuk mengklarifikasi dan menjawab pertanyaan tentang status dan dasar dari objek serta metode dalam pendidikan matematika; secara ontologi mengklarifikasi hakekat dari setiap komponen dalam pendidikan matematika; secara epistemologi mengklarifikasi apakah semua konten dalam pendidikan matematika memiliki tujuan dan mengarah kepada kebenaran. Berikut merupakan penjabaran dari tujuan filsafat pendidikan matematika dilihat dari unsur-unsur kajian filsafat pendidikan matematika:

1. Aspek Ontologi
Seperti dalam penjelasan bagian sebelumnya, ontologi merupakan bagian dari kajian filsafat tentang hakekat sesuatu (the nature of something). Dalam pendidikan matematika hakekat yang perlu digali meliputi hakekat dari semua komponen dalam pendidikan matematika, yaitu peserta didik, guru, konten pembelajaran, matematika, media, pengetahuan, lingkungan pendidikan, fasilitas, dsb. Pemahaman akan hakekat-hakekat tersebut dapat membantu seorang guru untuk menjalankan fungsinya. Contohnya, apabila guru menyadari bahwa pada hakekatnya peserta didik adalah makhluk sosial, guru akan memperhatikan aspek sosial dari siswa selama proses pembelajaran. Begitupun bila guru mengetahui hakekat guru adalah sebagai fasilitator di kelas, tentunya guru akan membantu siswa dalam memfasilitasinya untuk mengembangkan pengetahuannya.

2. Aspek Epistemologi
Epistemologi berkaitan dari pertanyaan tentang metode, yaitu “bagaimana”. Setelah seorangguru memahami tentang hakekat dari komponen dalam pendidikan matematika, kemudian seorang guru menggunakan pemahaman terhadap hal tersebut untuk menciptakan proses pembelajaran yang sesuai, baik dengan kebutuhan siswa, peran guru, hingga tujuan pendidikan.

3. Aspek Aksiologi
Aksiologi merupakan bagian kajian filsafat tentang nilai etik dan estetika suatu pengetahuan dimana hal ini tidak dapat dipisahkan dari tujuannya. Secara epistemologi kita telah menjawab pertanyaan tentang apakah semua konten dalam pendidikan matematika memiliki tujuan, namun dalam segmen ini filsafat kita kembali mengarahkan pertanyaan kita ke arah yang lebih dalam dengan mempertanyakan tentang etika dan estetika dari setiap komponen dalam pendidikan matematika.

Sumber:
Handout Philosophy of Mathematics Education oleh Prof. Dr. Marsigit, MA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar